Minggu, 06 Februari 2011

Characteristics of measuring instrument

Accuracy
Accuracy is the value that describes how closely the indication of the instrument agrees with the true value of the measured variable.
For example if a pressure of 20 psi was applied to a pressure gauge and the gauge indication was close to 20 psi.

The Precision
The Precision is the value that describes how close the instrument can indicate the same value repeatedly, when the instrument is used to measure the same value of variable several times under identical conditions.

The Sensitivity
The Sensitivity is a measure of how much output change occurs for given input after steady-state has been reached.

The range
Tha range is the set of value of the measured variable that the instrument is capable of measuring.

The rangeability
The Rangeability is the relationship between the range of the instrument and the minimum quantity that can be measured with the instrument.

Sejarah Semen di Dunia

Menurut Walter H. Duda 1985, nama semen berasal dari bahasa latin yaitu “Caementum” yang berarti pengikat. Secara umum pengertian semen adalah bahan perekat yang dapat mengikat atau mempersatukan material padatan menjadi satu kesatuan massa yang kuat. Dalam bidang teknologi, pengertian semen adalah suatu campuran bahan – bahan kimia yang mempunyai sifat bila dicampur dengan air akan bereaksi dan berubah menjadi suatu satuan massa yang padat dan mengeras.

Menurut G.T. Austin 1996, proses pengerasan dapat terjadi di air atau di udara. Sifat hidrolis yang dimiliki oleh semen menjadikannya sebagai bahan utama dalam konstruksi bangunan dan sarana fisik lainnya seperti jalan, jembatan, bendungan dll. Penyusun semen terdiri dari persenyawaan kalsium oksida dengan silika, alumina, dan besi oksida.
Pada jaman Mesir kuno, bangsa Mesir sudah mampu membangun pyramid yang batu penyusunnya terikat satu sama lain dan tahan cuaca sampai berabad – abad lamanya. Bahan – bahan perekat yang digunakan adalah bahan organik seperti batu gamping (quick lime), gypsum dan pozzolan (trass). Bangsa Yunani membuat semen dengan cara mengambil abu gunung berapi di pulau Satorin yang dikenal dengan Satorin Cement, sedangkan bangsa Romawi menggunakan semen yang diambil dari material vulkanik yang disebut dengan nama Pozzolan cement.

Seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris bernama Yoseph Aspadin pada tahun 1784 berhasil membuat semen dari kalsinasi batu kapur, pada proses pembuatannya batu kapur dan tanah liat digiling menjadi lelehan, dengan ditambah air kemudian campuran dibakar dengan tanur sehingga terjadi proses peruraian batu kapur tohor dan karbondioksida.
Kapur tohor akan bereaksi dengan senyawa – senyawa lain membentuk klinker, kemudian klinker digiling sampai menjadi tepung yang dikenal dengan nama semen Portland.

Industri Semen Indonesia

Semen merupakan salah satu kebutuhan yang pokok dalam bidang pembangunan dalam suatu negara. Permintaan akan semen terus meningkat seiring makin pesatnya pembangunan. Perkembangan produksi semen di Indonesia dimulai sejak tahun 1910. Pabrik semen pertama berdiri di Indarung Padang. Seorang ahli teknik Belanda bernama Carel Christoper Lau pada tahun 1906 menemukan sejenis batuan di daerah Indarung Padang, yang setelah diteliti di Laboratorium Voroby Materiallande Zook ternyata mengandung unsur-unsur yang sangat dibutuhkan dalam pembuatan semen. Sehingga pada tahun 1910, tepatnya 18 Maret didirkan suatu perusahaan dengan nama NV. Nedherlandsch Indische Portland Cement Maattschappij (NV. NIPCM). Kemudian berganti nama menjadi “PT. Semen Padang”. Selanjutnya pada tahun 1957, berdiri pabrik semen kedua di Indonesia yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur dan disusul kemudian pada tahun 1968 pendirian pabrik semen Tonasa.

Dalam pembuatan semen dibutuhkan bahan baku yang terdiri dari bahan baku utama, bahan korektif, dan bahan aditif.
* Bahan Baku Utama
Bahan baku utama merupakan bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan semen, adapun bahan baku utama tersebut terdiri dari :
1. Batu kapur/ Lime stone (CaCO3)
Batu kapur adalah batuan tambang yang berfungsi sebagai pembawa Kalsium carbonat.
Spesifikasi batu kapur (CaCO3) :
• BM : 100.09 gr/mol
• Fasa : Padat
• Warna : Putih kekuningan
• Spesific gravity : 2,4
• Kadar air : 7 -10 % H2O
• Silika Modulus : 1,49
• Iron Modulus : 4,13
• CaO : 50,80 %
• MgO max : 1,22 %
• Ukuran material : 0 - 30 mm
• Bulk density : 1,3 ton/m3
• Impuritas : 0,2 %

* Tanah liat / Clay (.Al2O3 .2SiO2.2H2O)
Merupakan bahan tambang yang banyak mengandung silika atau aluminat. Jenis batuan yang termasuk dalam bahan ini adalah silica stone, chart, flint, quartei. Clay terdiri atas banyak variasi komposisi dan merupakan senyawa alumina silikat hidrat dengan kandungan mineral kaolinit atau illit.
Spesifikasi tanah liat (Al2O3) :
• BM : 101,94 gr/mol
• Fasa : Padatan
• Warna : Coklat Kekuningan
• Spesific gravity : 2,36
• Kadar air : 18 – 25 %
• Silika Modulus : 3,03
• Iron Modulus : 3,79
• CaO : 2,5 %
• Ukuran material : 0 - 30 mm
• Bulk density : 1,40 ton/m3

* Bahan Baku Korektif
Bahan baku korektif adalah bahan baku yang digunakan jika terjadi kekurangan salah satu komponen pada pencampuran bahan baku. Bahan baku korektif diantaranya yaitu :
1. Pasir Silika (SiO2)
Bahan baku ini didatangkan dari Cibadak,Sukabumi. Pasir silika berfungsi untuk memperbaiki kandungan oksida silika dalam campuran bahan baku.
Spesifikasi Pasir silka (SiO2) :
• Fasa : padatan
• Warna : Abu-abu
• Spesific gravity : 2,37
• Kadar air : 18 – 25 %
• Silika Modulus : 5,29
• Iron Modulus : 2,37
• Ukuran material : 0 - 30 mm
• Bulk density : 1,45 ton/m3
2. Pasir besi/ Pyrite Clinder (Fe2O3)
Bahan baku ini biasanya diperoleh dari Cilacap sebagai bahan tambahan dalam pembuatan semen. Pasir besi berfungsi untuk meningkatkan kandungan oksida besi yang ada sehingga diperoleh komposisi yang sesuai dengan yang diinginkan .
Spesifikasi pasir besi (Fe2O3):
• Fasa : padat
• Warna : hitam
• Kadar air : 8,4 %
• Ukuran material : 0,50 mm
• Bulk density : 1,8ton/m3

* Bahan Baku Tambahan
Bahan baku ini ditambahkan ke dalam klinker untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu dari semen. Bahan material yang termasuk bahan baku tambahan adalah Gypsum.
• Gypsum (CaSO4.2H2O)
Gypsum merupakan senyawa kalsium sulfat anhydrous. Fungsi dari penambahan gypsum sebagai retarder yaitu memperlambat waktu pengerasan semen. Gypsum ditambahakan pada bagian akhir sekitar 3-5 % dengan kadar air minimal 10 %. Gypsum ini diperoleh/didatangkan dari luar negeri yaitu dari Thailand, Australia dan Jepang.
Spesifikasi Gypsum (CaSO4.2H2O):
• Fasa : padat
• Bentuk : tepung (powder) dan butiran
• Warna : putih kekuningan
• Ukuran Material : 0-30 mm
• Bulk density : 1,40 ton/m3